Ketika Ojol Jadi Korban: Kekerasan Aparat dan Gagalnya Negara Melindungi Warga

- Penulis

Sabtu, 30 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penulis: Freddy Langgut

LABUANBAJOINFO.COM – Beberapa hari lalu, viral sebuah video memperlihatkan seorang pengemudi ojek online (ojol) ditabrak kendaraan aparat saat demonstrasi berlangsung di Jakarta. Pengemudi itu terpental, terseret, dan terkapar. Ia bukan demonstran. Ia bukan pengacau. Ia hanyalah pekerja harian yang mencari nafkah, korban dari kekerasan yang seharusnya tidak terjadi.

Kejadian ini bukan sekadar kecelakaan. Ini adalah bukti nyata kegagalan negara dalam melindungi warganya, khususnya kelompok paling rentan. Ironisnya, sampai hari ini belum ada permintaan maaf resmi dari aparat, belum ada investigasi terbuka, belum ada pertanggungjawaban. Diamnya negara memperjelas satu hal: rakyat kecil masih dipandang sebelah mata.

Dalam sistem demokrasi yang sehat, aparat keamanan tidak hanya bertugas menjaga ketertiban, tapi juga menjamin keselamatan seluruh warga negara, termasuk mereka yang tidak terlibat dalam aksi. Kekerasan yang menimpa ojol ini memperlihatkan bahwa pendekatan represif masih menjadi refleks utama aparat dalam menangani situasi sosial.

Pekerja informal seperti ojol adalah simbol dari ketangguhan rakyat kecil. Mereka hidup dalam ketidakpastian, tanpa jaminan sosial memadai, dan kini juga tanpa perlindungan dari negara. Penabrakan ini adalah bentuk pengkhianatan terhadap amanat konstitusi yang menjunjung tinggi hak hidup dan rasa aman bagi setiap warga.

Jika negara terus membiarkan aparat bertindak brutal tanpa konsekuensi, maka tidak hanya hukum yang runtuh, kepercayaan publik pun akan ikut mati. Karena hari ini mungkin seorang ojol yang jadi korban, tapi besok bisa siapa pun dari kita.

Sudah saatnya kita bersuara lebih keras. Sudah saatnya media, masyarakat sipil, dan pemimpin publik menolak pembiaran. Kekerasan bukan solusi. Keadilan harus ditegakkan, dan negara tidak boleh terus abai.(*)

 

Berita Terkait

Sengketa Tanah di Labuan Bajo, Putusan Pengadilan Diduga Penuh Keterangan Bohong, Tanah Mantan Panitera Masuk Dalam Objek Eksekusi
Polres Manggarai Barat Pastikan Isu Penculikan Anak di Labuan Bajo Hoax
Polisi Beri Penjelasan Terkait Isu Penculikan Anak Yang Viral di Media Sosial
Usai Kunjungan Kejagung, Kejari Mabar “Panen” 1 Tersangka Kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pekerjaan Jalan Golo Welu – Orong 
Doyan Judi Online Kepala Desa di Manggarai Barat Korupsi Rp650 Juta, Dana Desa
Kejari Mabar Tahan 2 Orang Kasus Wae Kaca
BREAKING NEWS: Kejari Mabar Tahan Kepala Bina Marga dan Konsultan Pengawas
Polda NTT Limpahkan Tersangka dan BB Kasus TPPO, Lokus Tempat Labuan Bajo

Berita Terkait

Senin, 20 Oktober 2025 - 14:05 WITA

Sengketa Tanah di Labuan Bajo, Putusan Pengadilan Diduga Penuh Keterangan Bohong, Tanah Mantan Panitera Masuk Dalam Objek Eksekusi

Senin, 13 Oktober 2025 - 17:31 WITA

Polres Manggarai Barat Pastikan Isu Penculikan Anak di Labuan Bajo Hoax

Rabu, 8 Oktober 2025 - 16:03 WITA

Polisi Beri Penjelasan Terkait Isu Penculikan Anak Yang Viral di Media Sosial

Senin, 29 September 2025 - 22:46 WITA

Usai Kunjungan Kejagung, Kejari Mabar “Panen” 1 Tersangka Kasus Dugaan Tindak Pidana Korupsi Pekerjaan Jalan Golo Welu – Orong 

Sabtu, 20 September 2025 - 11:05 WITA

Doyan Judi Online Kepala Desa di Manggarai Barat Korupsi Rp650 Juta, Dana Desa

Berita Terbaru

Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Manggarai Barat, Yuliana Rotok. Foto: Labuanbajoinfo.com

PARIWISATA

Pemda Mabar Gandeng KPK Temui Dirjen Kemenhub Bahas Hal Ini

Rabu, 29 Okt 2025 - 08:42 WITA